Bangkitkan Nuansa Keilmiahan (Bag I): Sudut Pandang Pemikiran sang Kadiv

Salam ilmiah. Salam nanoteknologi.

Alhamdulillah nanoclub UNS saat ini masih tetap berjalan kendati dengan jumlah yang tak tentu dan status yang masih sulit di pahami. Ketika pertama kali dilaunching pada bulan Juli 2010, ada harapan yang luar biasa. Bahkan perkiraan masa depan yang luar biasa terpancar dari pemikiran salah seorang yang pernah mengikuti nanocamp selama 3 hari di markasnya Masyarakat Nano Indonesia, Serpong, Tangerang, Indonesia. Sebuah impian lahirnya kelompok mahasiswa yang giat menyuarakan nanoteknologi dan memperkenalkannya kepada masyarakat. Sebelum dilaunching, telah direncanakan ada pembagian divisi dari nanoclub ini, bahkan seperti layaknya organisasi.

Namun seiring berjalannya waktu, kinerja nanoclub mahasiswa masih belum memenuhi harapan. Berbagai hambatan terus memberikan tantangan untuk menguji eksistensi klub mahasiswa yang begitu “asing” di masyarakat kampus. Apalagi dengan menggunakan nama “nanoteknologi”. Asosiasi high technology segera memenuhi kepala orang-orang yang mendengarnya. Sampai sekarang nanoclub masih bergoyang-goyang ke sana ke mari untuk menemukan pijakan yang sesuai dengan kondisi mahasiswa di sini.

Ketika kepengurusan UKM SIM pertama kali terbentuk, secara mengejutkan nanoclub dimasukkan sebagai salah satu divisi dari SIM. Dengan anggota 9 orang pada angkatan pertama, mereka semua diangkat menjadi jajaran pengurus SIM periode 2011. Pada awalnya posisi ini dirasakan tidak berpengaruh apa-apa. Namun, kevakuman nanoclub terjadi ketika semua pengurus SIM harus focus dalam mempersiapkan FILM 2011 sebagai even terbesar UKM keilmiahan ini. Mau tidak mau banyak agenda nanoclub yang harus dipending atau dicancel karena para pengurus yang aktif harus melaksanakan tugas kepanitiaan dengan maksimal. Itulah konsekuensi ketika nanoclub dimasukkan dalam struktur kepengurusan SIM. Padahal nanoclub sudah berhasil melakukan open recruitmen anggota sebanyak 19 orang, namun kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini masih kurang begitu terasa dampaknya terutama dalam realisasinya. Kesibukan masing-masing pengurus yang mendouble amanah semakin menjadi ujian atas keberjalanan klub ini.

Alhamdulillah, Jum’at 17 Juni 2011, dalam diskusi yang dilaksanakan tengah sejuknya terpaan angin di pinggir danau fakultas pertanian diputuskan beberapa hal penting terkait nanoclub UNS.

Pertama, nanoclub adalah klub yang berkonsentrasi dalam studi tentang nanoteknologi dengan menyelenggarakan kegiatan diskusi, kuliah umum, dan penelitian-penelitian terkait nanoteknologi.

Kedua,  sifat klub terbuka. Nanoclub mengadakan diskusi rutin setiap jumat sore. Informasi terkait tempat dan sebagainya dapat diakses di http://nanoclub-uns.blogspot.com dan difacebooknya dengan nama Nano UNS. Kegiatan diskusi atau kuliah umum diisi dengan pemaparan wawasan nanoteknologi, terserah penyaji kemudian didiskusikan bersama. Tema akan diumumkan sebelum acara diskusi. Yang berminat silahkan ikut saja. Jadi klub ini tidak lagi menggunakan seleksi seperti sebelumnya. Klub ini hanya mensyaratkan siapa saja yang ikut sebaiknya punya niat belajar, baik untuk sekedar tahu nanoteknologi atau fokus untuk menekuninya.

Ketiga, untuk periode ke depan sebaiknya nanoclub tidak ditempatkan lagi dalam divisi SIM cukup sebagai klub bebas yang dinaungi oleh divisi riset atau langsung di bawah direktur SIM. Mekanisme kerja internal menjadi tanggung jawab sepenuhnya ketua nanoclub

Keempat, untuk efektifitas kegiatan, nanoclub memiliki bidang garap pada bidang riset & bisnis dan pendidikan. Bidang Riset & bisnis memfasilitasi mahasiswa yang mau berkomunikasi dengan Masyarakat Nano Indonesia atau lembaga lainnya dalam rangka penelitian tugas akhir yang berkaitan dengan iptek dan nanoteknologi atau melakukan bisnis produk-produk nanoteknologi. Bidang Pendidikan melakukan tugas sosialisasi dan pembelajaran tentang nanoteknologi.

Dengan adanya empat poin yang telah diputuskan, diharapkan nanoclub dapat kembali menjalankan fungsinya pada rel yang benar setelah sekian lama mengalami disorientasi karena ketidakjelasan program yang dilaksanakannya. Maka, kini waktunya melakukan perbaikan. Dari yang sederhana. Dari diri kita masing-masing. Dan Sekarang! Sekarang! Sekarang!